Beranda | Artikel
Tercelanya Berinovasi Dalam Agama
Sabtu, 11 November 2017

Khutbah Pertama:

الحمد لله رب العالمين أكمل لنا الدين وأتم علينا النعمة ورضي لنا الإسلام دينا، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، ومن يشرك بالله فقد ضل ضلالا مبينا، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه وسلم تسليما كثيرا، أما بعد

Ayyuhannas,

Kita memuji Allah dan bersyukur kepada-Nya atas nikmat agama yang lurus ini. Agama yang Allah sampaikan melalui utusannya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan Dia mempersaksikan bahwa agama ini agalah agama yang sempurna. Sebagaimana dalam firman-Nya,

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ

“Pada hari ini telah kusempurnakan untuk kalian agama kalian.” [Quran Al-Maidah: 3].

Sehingga tidaklah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kecuali setelah Allah sempurnakan agama ini melalui beliau. Karena itulah, tidak tersisa bagi seorang pun untuk berbicara tentang suatu perkara yang mendekatkan diri kepada Allah kecuali yang sesuai dengan yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

قَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى بَيْضَاءَ نقية لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا لَا يَزِيغُ عَنْهَا بَعْدِي إِلَّا هَالِكٌ

“Sungguh telah aku tinggalkan kalian di atas Islam yang jelas; malamnya seperti siangnya; tidak menyimpang darinya, kecuali orang yang binasa”. [HR Ibnu Majah].

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

إِنِّيْ تاَرِكٌ فِيْكُمْ مَا إِنْ تَمَسَّكْتُمْ بِهِ لَنْ تَضِلُّوْا بَعْدِيْ : كِتَابَ اللهِ وَسُنَّتِيْ

Sesungguhnya aku telah meninggalkan kepada kalian sesuatu, apabila kalian berpegang teguh dengannya kalian tidak akan tersesat setelahku, yaitu Kitabullah, dan sunnahku [HR. Baihaqi no. 20337].

Allah Jalla wa ‘Ala berfirman,

وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيماً فَاتَّبِعُوهُ وَلا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.” [Quran Al-An’am: 153].

Inilah jalan Allah yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah tidak meninggalkan sesuatu pun cara untuk mendekatkan diri kepada Allah kecuali telah dia jelaskan. Dan tidak sesuatu pun yang berbahaya bagi agama dan dunia kecuali telah dia peringatkan. Tidak tersisa bagi kita kecuali mengikuti dan meninggalkan inovasi dalam agama. Karena kebaikan itu adalah dengan mengikuti Rasulullah. Dan keburukan itu adalah dengan berinovasi dalam agama. Allah Jalla wa ‘Ala tidak ridha seseorang beragama kecuali apa yang Dia syariatkan kepada para hamba-Nya. Karena itu, tidak boleh bagi seorang pun membuat-buat syariat. Kemudian mengatakannya ini bagian dari agama. Allah Ta’ala berfirman,

أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنْ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ

“Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah? [Quran Asy-Syura: 21].

Wajib bagi kita untuk ittiba’ (mengikuti Rasul) dan meninggalk bid’ah (inovasi dalam agama). Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu mengatakan, “Berittiba’lah (ikutilah Rasul) janganlah kalian membuat-buat ajaran baru dalam agama, karena kalian sudah dicukupkan.”

Siapa yang menginginkan ridha Allah, menginginkan surga, wajib bagi dia berittiba’ dalam agama ini. Berpegang teguh dengannya. Karena pada yang demikian terdapat kebaikan dan kesempurnaan bagi siapa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala beri taufik. Akan tetapi setan dari kalangan manusia dan jin, tidak mau melakukan hal ini. Mereka hanya ingin membuat sesuatu yang baru dalam agama ini. Mereka sangka amalan tersebut dapat mendekatkan diri kepada Allah. Mereka berpegang teguh dengan ajaran buatan tersebut. Mereka bersungguh-sungguh mengamalkannya dan mendakwahkannya. Keadaan mereka ini terus berjalan. Ini adalah ujian dan musibah. Allah Ta’ala berfirman,

وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ

“Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.” [Quran Al-An’am: 112].

Sesungguhnya membuat ajaran baru dalam agama ini menjauhkan seseorang dari Allah. Sedangkan mengikuti sunnah itu mendekatkan kepada Allah. Ajaran baru yang dibuat-buat itu membuat Allah murka. Dan sunnah membuat Allah Subhanahu wa Ta’ala ridha. Karena Allah Ta’ala telah berfirman,

وَرَضِيتُ لَكُمْ الإِسْلامَ دِيناً

“Dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” [Quran Al-Maidah: 3].

Seorang yang membuat ajaran baru memandang bahwa mereka berada di atas kebenaran. Sehingga kecil sekali kemungkinan mereka untuk bertaubat. Karena mereka benar, padahal perbuatan mereka lebih buruk dari maksiat. Sedangkan orang yang berbuat maksiat mengetahui kalau mereka melakukan kesalahan. Mereka malu kepada Allah juga manusia. Sehingga sangat dimungkinkan mereka bertaubat dari kesalahan itu.

Di antara kerusakan amalan bid’ah ini adalah sebagaimana dikatakan oleh seorang tabi’in yang bernama Hasan bin ‘Athiyyah:

مَا أَحْدَثَ قَوْمٌ بِدْعَةً إِلاَّ رُفِعَ الله مِثْلُهَا مِنَ السُّنَّةِ

“Tidaklah suatu kaum mengadakan suatu kebid’ahan kecuali akan hilang sunnah (Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam) yang semisal dengan bid’ah tersebut.”

Sunnah dan bid’ah tidak akan pernah bersatu. Satu sama lain saling menyingkirkan. Kalau satu diamalkan, maka yang lain akan menghilang dan tersingkir. Sunnah itu menyingkirkan bid’ah. Dan bid’ah menyingkirkan sunnah. Seseorang yang menginginkan kesuksesan, pahala, dan ganjaran hendaknya mencukupkan dengan apa yang Allah syariatkan. Janganlah berpaling kepada apa yang dikatakan manusia tanpa dalil. Apabila ada seseorang yang berkata kepada Anda, “Lakukan amalan demikian. Karena terdapat pahala demikian dan demikian.” Pernyataan seperti ini perlu kita tanyakan kembali, “Mana dalilnya?” Kalu mereka memberikan dalil yang benar, maka amalkan. Jika tidak, maka amalan tersebut dipertanyakan.

Hendaknya kita waspada. Terlebih di zaman kita sekarang ini. Dimana bid’ah begitu tersebar. Ditambah lagi ketidak-tahuan umat Islam akan agamanya sendiri. Dan semangat orang untuk berbuat baik dan cinta akan pahala tetap besar. Padahal mereka lalai dari belajar kepada ulama. Dari sinilah bid’ah itu terjadi. Kemudian mereka menyebarkannya dengan wasilah teknologi zaman sekarang. Semakin tersebarlah bid’ah di tengah kaum muslimin. Karena itu, mereka sering mengjaka lakukan puasa ini, shalat ini, rayakan hari ini dan hari ini. Kemudian disebutkan ganjaran-ganjaran pahala yang tidak bisa dipertanggung-jawabkan kebenarannya. Atau mereka menyebutkan tentang larangan-larangan tertentu, akan tetapi tidak memiliki landasan yang kuat. Hanya ada hadits-hadits palsu dan dusta saja. Ingatlah pahala dan adzab merupakan permasalahan gaib. Karena itu, harus ada keterangan dari Allah dan Rasul-Nya tentang hal tersebut.

Ibadallah,

Berhati-hatilah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ كَذَبَ عَلَىَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ

“Barangsiapa berdusta atas (nama)ku dengan sengaja, maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya dari neraka.” (HR. al-Bukhari, Muslim, dan selainnya).

Walaupun terdapat ancaman yang berat, tetapi orang-orang tertipu dengan setan. Mereka senang diikuti banyak orang. Padahal hakikatnya mereka mengubah agama yang mulia ini.

Waspada dan waspadalah terhadap mereka. Dan waspadalah terhadap wasilah-wasilah yang membuat bid’ah tersebar. Janganlah Anda menerima ajaran yang dibuat-buat ini. Bertanyalah kepada orang-orang yang berilmu apabila Anda tidak mengetahui.

بَلْ نَقْذِفُ بِالْحَقِّ عَلَى الْبَاطِلِ فَيَدْمَغُهُ فَإِذَا هُوَ زَاهِقٌ وَلَكُمْ الْوَيْلُ مِمَّا تَصِفُونَ

“Sebenarya Kami melontarkan yang hak kepada yang batil lalu yang hak itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang batil itu lenyap. Dan kecelakaanlah bagimu disebabkan kamu mensifati (Allah dengan sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya).” [Quran Al-Anbiya: 18].

وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقاً

“Dan katakanlah: “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap”. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.” [Quran Al-Isra: 81].

Kebenaran di hadapan kalian. Kitabullah dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berada di sisi mudah kalian dapatkan. Dan ada para ulama yang bisa kalian tanya tentang amalan-amalan baru ini. Karena itu, jangan sampai Anda dipalingkan dari kebenaran. Jangan sampai Anda terjatuh pada perbuatan yang buruk.

أقول قولي هذا واستغفروا الله لي ولكم ولجميع المسلمين من كل ذنب فاستغفروه أنه هو الغفور رحيم .

Khutbah Kedua:

الحمد لله على فضله وإحسانه، وأشكره على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه وسلم تسليماً كثيرا،

Diriwayatkan dari sahabat Irbadh bin Sariyah radhiallahu ‘anhu:

وَعَظَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّي اللهُ عَلَيْهْ وَ سَلَّمَ مَوْعِظَةً بَلِيغَةً ذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُونُ وَوَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوبُ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَأَنَّ هَذِهِ مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ فَمَاذَا تَعْهَدُ إِلَيْنَا فَقَالَ أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberi nasehat kepada kami dengan suatu nasehat yang menggetarkan hati-hati dan mencucurkan air mata. Maka kami berkata : “Wahai Rasulullah, seakan-akan ini adalah nasehat orang yang akan berpisah, oleh karena itu berilah wasiat kepada kami”. Beliau berkata: “Aku nasehatkan kepada kalian untuk bertaqwa kepada Allah Azza wa Jalla serta taat walaupun yang memerintah kalian adalah seorang budak. Sesungguhnya barang siapa yang hidup di antara kalian, maka dia akan melihat perselisihan yang banyak. Oleh karena itu wajib atas kalian untuk berpegang dengan sunnahku dan sunnah Khulafaur-Rasyidin yang mendapat petunjuk setelahku, gigitlah oleh kalian dengan gigi geraham. Dan berhati-hatilah kalian dari perkara-perkara yang baru, karena sesungguhnya setiap kebid’ahan adalah sesat.” (Abu Dawud, at-Turmudzi, dan Ibnu Majah).

Ibadallah,

Bertakwalah kepada Allah. Berpegang teguhlah dengan agama Anda sekalian. Karena penyeru-penyeru kepada penyimpangan juga bersemangat menyebarkan pemahaman mereka. Kemudian orang-orang di luar Islam memotivasi mereka. Tujuang mereka untuk merusak agama ini. Akan tetapi Allah berfirman,

وَيَأْبَى اللَّهُ إِلاَّ أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ

“Dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayanya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. [Quran at-Taubat:32]

ثم اعلموا رحمكم الله أن الله أمركم بأمر بدأ فيه بنفسه فقال سبحانه وتعالى: (إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا)، اللَّهُمَّ صلِّ وسلِّم على عبدِك ورسولِك نبيَّنا محمد، وارضَ اللَّهُمَّ عن خُلفائِه الراشدين، الأئمةِ المهديين، أبي بكرَ، وعمرَ، وعثمانَ، وعليٍّ، وعَن الصحابةِ أجمعين، وعن التابعين ومن تبعهم بإحسانٍ إلى يومِ الدين.

اللَّهُمَّ أعز الإسلام والمسلمين، وأذل الشرك والمشركين، ودمر أعداء الدين، واجعل هذا البلد آمنا مستقرا وسائر بلاد المسلمين، اللَّهُمَّ أحفظ هذه البلاد آمنة مستقرة، اللَّهُمّ أحفظها من الفتن، اللَّهُمّ أحفظها من كيد الكائدين ومن شر المفسدين ومن شر الأعداء والحاسدين، اللَّهُمّ أحفظها آمنة مستقرة وسائر بلاد المسلمين يا رب العالمين، اللَّهُمَّ أصلح ولاة أمورنا، وجعلهم هداة مهتدين، اللَّهُمّ أيدهم بالنصر والتوفيق، اللَّهُمّ أجعلهم نصرة لدينك حربا على أعداءك سلما لأوليائك يا رب العالمين، وقنا شر الفتن ما ظهر منها وما بطن، اللَّهُمّ ثبتنا على الحق وهدنا الصراط المستقيم وتوفنا مسلمين، (رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ).

عبادَ الله، (إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنْ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ)، (وَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللَّهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلا تَنقُضُوا الأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمْ اللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلاً إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ)، فذكروا الله يذكركم، واشكُروه على نعمه يزِدْكم، ولذِكْرُ الله أكبرَ، والله يعلمُ ما تصنعون.

Oleh tim KhotbahJumat.com
Artikel www.KhotbahJumat.com

Print Friendly, PDF & Email

Artikel asli: https://khotbahjumat.com/4841-tercelanya-berinovasi-dalam-agama.html